KermaNEW— “Kasih Anak Sepanjang Galah, Kasih Ibu Sepanjang Jaman”,
demikian kata pepatah masyhur. Kasih sayang ibu akan lekat pepanjang
masa, berbeda dengan kasih sayang anak yang sering terbatas.
Inilah kisah tentang seorang anak yang menelantarkan ibu kandungnya, namun akhirnya ia bertaubat. klik videonya di sini
Dirilis akun Youtube Syeikh Meshari Al Kharraz pada Juli 2014, yang merekam kejadian di sebuah desa di pedalaman Kamboja.
“Saya diajak menemui seorang nenek tua.
Saya mengira beliau layaknya orangtua renta lain yang biasa kami temui
dalam perjalanan penyaluran bantuan di Kamboja. Namun kenyataan yang ada
tidak demikian!” Kata Syeikh Mushari Al Kharraz yang bertindak sebagai
narator memulai video tersebut.
Lensa kamera kemudian memperlihatkan
kediaman Si Nenek. Sebuah gubuk kecil yang ukurannya berkisar tiga kali
dua meter persegi. Nampak beberapa perabotan di dalamnya. Di bawah gubuk
yang berdinding dan beratapkan jerami itulah Si Nenek tua tinggal.
“Ini bukan rumah. Gubuk kecil dari jerami
yang tidak sanggup melindungi beliau dari guyuran air hujan. Bahkan
hewan sekalipun tidak layak menempati tempat ini! Semoga Allah
memuliaakan kalian wahai saudara ku,” kata Mushari.
Setelah berbincang dengan Nenek itu, diketahui lah bahwa beliau dalam keadaan sakit dan harus segera di bawa ke rumah sakit.
“Dari sorotan matanya saya melihat
kesedihan yang begitu dalam. Teman teman penerjemah mengatakan beliau
sedih karena sakit. Namun batin saya mengatakan lain, pasti ada alasan
lain!” Kata Mushari.
“Betul lah prasangka saya. Ketika saya
bertanya apakah beliau punya anak? Karena harus ada mahrom untuk
menemani dan menjaga beliau di Rumah Sakit. Beliau menjawab, ada. Saya
tanya lagi, di mana anak ibu? Beliau diam,” lanjut Mushari.
Setelah bertanya kepada warga sekitar,
ditunjukan lah di mana si anak tinggal. Nampak lah sebuah rumah besar
lantai dua, dengan pekarangan luas lengkap dengan mobil dan motor.
Ditambah kebun di sekitar rumah tersebut dan juga beberapa hewan ternak.
“Untuk standar ekonomi masyarakat
setempat, anak ini adalah orang kaya!” Kata Mushari. “Lantas bagaimana
dia bisa tinggal di rumah sebesar ini sedangkan ibu kandungnya dia
terlantarkan di tempat seperti itu?” ucap Mushari sambil memegang kawat
berduri yang dibentangkan untuk menghalangi Si Nenek agar tidak datang
ke rumah si anak tersebut.
Bersama Tim, Mushari mendatangi kediaman
anak tersebut. Memintanya untuk menemani sang ibu berobat. Setelah
mendapatkan nasehat seputar berbakti kepada kedua orangtua dari Syeikh,
dia pun bersedia.
“Awalnya saya ragu apakah dia akan
menerima nasehat saya apa tidak. Sedangkan dengan ibu yang melahirkan
dia saja, dia bersikap demikian kejinya. Namun betapa kagetnya saya, dia
akhirnya mau menemui dan menemani sang ibu di rumah sakit,” kata
Mushari.
Anak itu kemudian mengajak sang ibu untuk
tinggal di rumah besarnya. Namun si ibu menolak. “Saya bertanya, mengapa
beliau? Mau? Ibu itu mengatakan bahwa dia takut dengan istri anaknya.
Istri si anak sering menyakitinya jika dia tinggal di sana. Maka dia
memilih untuk menetap di gubuk nya saja,” terang Mushari.
Akhirnya si anak membenahi dinding dan
atap gubuk sang ibu. Dia mengantarkan makanan untuknya setiap hari.
Bahkan dia menyuapinya, dan mencucikan tangannya.
“Jika Anda kehilangan seorang anak, Anda
bisa mendapatkan anak lainnya. Jika Anda kehilangan seorang istri, Anda
sanggup mencari istri lainnya. Namun, jika ibu telah tiada, siapa yang
sanggup memberikan anda ibu yang lain? Cinta ibu itu beda. Cinta dia
dalah istimewa. Berbuat baiklah padanya. Sebelum tiba masanya, kelak
engkau ingin berbakti namun beliau telah tiada,” demikian nasehat Syeikh
Mushari Al Kharraz sebelum kemudian menutup videonya dengan berdoa
kepada Allah untuk orangtua.*